Skip to main content

Luaha Ndroi: Air Terjun Pedalaman yang Berbenah

       Pulau Nias, selain terkenal akan pantai yang indah, laut dan biota dibawahnya, dan budaya megalitikum, juga terdapat tempat wisata alam seperti pergunungan, sungai, dan air terjun di pedalaman pulau. Beberapa tempat tersebut telah dieksplorasi dan terbuka untuk umum. Sebagian lainnya dalam tahapan pembangunan, perencanaan, hingga rencana yang jalan ditempat. Salah satunya air terjun Luaha Ndroi yang berada di pedalaman Nias, tepatnya di Kecamatan Alasa Kabupaten Nias Utara.

pengunjung air terjun luaha ndroi nias utara
Pengunjung air terjun Luaha Ndroi di tingkat 2

           Air terjun Luaha Ndroi berada di desa Fulolo Alasa, 1 km sebelum memasuki ibukota Kecamatan Alasa. Perjalanan dari Gunungsitoli ke tempat tersebut sekitar 35 Km atau sekitar 1 jam perjalanan mengikuti jalur ke Kecamatan Gunungsitoli Barat – Hiliduho (Kabupaten Nias) – Alasa Talumuzoi (Nias Utara) – Alasa (Nias Utara). Tempat tersebut sudah lama dijadikan tempat wisata dan sering dijadikan sebagai destinasi alam air terjun dan alam yang asri.
      Namun sayangnya kurang dalam hal promosi, pembangunan infrastruktur, dan penunjang lainnya. Hingga orang Nias sebagai pengunjung tidak begitu familiar dengan lokasi air terjun Luaha Ndroi. Selain itu daerah tersebut bukan jalur yang sering dilalui kendaraan seperti Lahewa (Nias Utara), Teluk Dalam (Nias Selatan), atau Sirombu (Nias Barat) sehingga kurang dikenal, termaksud penduduk Gunungsitoli yang setiap weekend senang untuk berlibur.
     Baca juga:
Tentang Pulau Nias
Relaksasi Diri di Puncak Genasi
      Selama 3 bulan terakhir sekitar bulan Mei 2020, sudah banyak foto bertebaran di media sosial tentang air terjun tersebut. Sehingga penulis bersama seorang teman berencana ke Luaha Ndroi. Setelah tiba waktu yang dijanjikan, kami dimulai dari Gunungsitoli, tepatnya di Lapangan Merdeka Gunungsitoli dengan mengendari kendaraan roda dua. Kami mempersiapkan kebutuhan diperjalanan untuk mengantisipasi kekurangan di perjalanan seperi mengisi bahan bakar kendaraan di SPBU, sebuah air botol mineral ukuran 600 ml, dan sebungkus roti ukuran sedang.

Pengunjung dan tingkatan air terjun Luaha Ndroi Alasa Nias Utara
Pengunjung dan tingkatan air terjun Luaha Ndroi
       Perjalanan ke air terjun Luaha Ndroi dapat menggunakan sepeda motor atau roda 4. Kembali ke kenyamanan pengunjung yang hendak kesana. Jalan yang dilalui umumnya beraspal dengan beberapa kerusakan di sepanjang titik menuju ibukota kecamatan. Kemudian jalan juga relief berkelak-kelok, penurunan, dan mendaki. Beberapa jembatan masih menggunakan bahan-bahan kayu, sehingga pengendara kendaraan khususnya mobil harus ekstra waspada melewati jalan tersebut.

      Sepanjang perjalanan menuju air terjun Luaha Ndroi akan dimanjakan beragam pemandangan. Dimulai rumah adat Nias model Si Yöu (Utara dan sekitar, termaksud Gunungsitoli) yang masih berdiri tegak di sekitar Kecamatan Gunungsitoli Barat, jejeran pohon-pohon, bukit-bukit, dan sungai-sungai berbagai ukuran. Pengunjung tidak akan bosan melihat pemandangan sepanjang perjalanan.
      Jika beruntung pengunjung bisa melihat berbagai buah lokal di Nias tumbuh subur  dan berbuah di sepanjang jalan. Buah lokal tersebut antara lain seperti langsat, durian, manggis, hingga kueni (pelafasan buah kuini di Nias). Terkadang buah tersebut di jual. Cara menjual buah di Nias cukup gampang, yaitu dengan meletakkan buah tersebut di depan jalan. Biasanya diletakkan sebuah meja atau kursi, kemudian buah-buah di letakkan tepat diatas benda tersebut.

Pengunjung di tingkat pertama Luaha Ndroi Alasa Nias Utara
Pengunjung di tingkat pertama Luaha Ndroi

      Perjalanan terhenti setelah ada petunjuk jalan pertigaan bertuliskan “Luaha Ndroi”. Tepat dipertigaan tersebut sebuah warung kecil berdiri. Jaraknya sekitar kurang 2 menit sebelum menuju Ibukota Kecamatan Alasa. Penulis bertanya ke pemilik warung tentang arah air terjun Luaha Ndroi. Pemilik warung dengan bicara logat utara dan ramah mengatakan bahwa jalan masuk tersebut menuju ke air terjun yang kami maksud. Sambil bertanya dari mana kami berasal, beliau mengatakan untuk hati-hati berkendaraan. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau karena telah memberi penjelasan dan nasehat.
      Nasehat pemilik warung soal kondisi jalan di Luaha Ndroi memang benar. Dari pertigaan jalan menuju air terjun, kondisi jalan begitu memprihatinkan. Jarak dari pertigaan ke Luaha Ndroi sekitar 1,5 Km, namun perlu 20 menit untuk bisa ke tempat tersebut. Kondisi jalan Sebagian kecil beraspal dan rusak parah, jalanan masih dalam tahapan pengerasan, hingga jalan masih berbahan tanah liat.
      Batu-batu besar disusun rapi bertujuan memudahkan saat pengaspalan Namun untuk membuat jalan menuju beraspal belum bisa ditentukan waktu direalisasikan. Beberapa titik jalan seperti baru dibuat menggunakan alat berat. Hal tersebut dikonfirmasi saat berbincang dengan seorang warga setelah pulang dari Luaha Ndroi. Jalan tersebut sengaja dibuat menggunakan beberapa alat berat dari pemerintah setempat untuk memudahkan pengunjung. Menurut penulis pemerintah setempat sudah mulai serius menggarap Luaha Ndroi sebagai objek wisata.

Pengunjung melewati tepi air terjun luaha ndroi nias utara untuk menuju ke tingkat yang lain
Pengunjung melewati tepi air terjun untuk menuju ke tingkat yang lain

       Kondisi topografi jalan saat masuk di pertigaan tersebut antara lain mendatar, menurun, dan mendaki sekitar 25 meter dengan kemiringan yang sekitar 25 derajat. Rumah penduduk berdiri di kedua sisi jalan, kecuali saat mendekati Luaha Ndroi. Kemudian pengunjung bisa melihat sebuah jembatan dengan batu-batu besar air yang jernih mengalir dibawahnya. Sekitar 1 km ke arah hilir, kita bisa menemukan sebuah anak sungai yang dapat terhubung ke air terjun Luaha Ndroi.
     Baca juga:
Bulu Gowi dan Ternak Babi di Pulau Nias
Manula Banio: Proses Mengupas Buah Kelapa Tradisional di Pulau Nias
      Kemudian disamping jembatan tersebut terdapat sebuah jembatan gantung kuno masih eksis berdiri, walau tidak ada pijakan untuk menyebrang dan tidak terawat dengan baik. Sebagian warga mengalih fungsikan untuk jemuran pakaian. Pemandangan tersebut menjadi warna-warni sebelum sampai di air terjun Luaha Ndroi.
      Perjalanan terhenti saat banyak kendaraan parkir di ujung jalan yang masih jalan tanah. Kemudian kami mendengar suara air bergemuruh dan riakan orang dari bawah. Penulis menuruni sebuah tangga sederhana disusun sedemikian rupa. Hingga dari atas penulis melihat sudah banyak pengunjung yang terlebih dahulu datang. Menikmati sejuknya tempat tersebut, mandi dan bermain air, serta berfoto ria di Luaha Ndroi.

Air terjun di tingkat teratas (ketiga) Luaha Ndroi Alasa Nias Utara
Air terjun di tingkat teratas (ketiga) Luaha Ndroi

      Air terjun Luaha Ndroi terdiri atas 3 tingkat. Tingkat dasar air terjun tidak begitu tinggi. Sebuah kolam dasar dengan luas sekitar 100 meter persegi dikelilingi batu. Di beberapa tempat penulis jelajahi di kolam pertama, beberapa tempat batu di kolam licin dan sebagian kasar. Kolam tersebut terdiri atas 2 pertemuan air sungai yang berbeda, pertama aliran air terjun Luaha Ndroi dan sebuah anak sungai tepat di sisi kiri kolam dengan kedalaman sekitar 50 cm.
      Kedalaman kolam dasar tersebut bervariasi, mulai dari lutut orang dewasa hingga 1.5 meter. Di dasar kolam juga terdapat batu-batu berbagai ukuran, sehingga kedalaman kolam juga bervariasi. Umumnya pengunjung berendam di tempat ini dan lebih aman, khususnya membawa anak kecil. Walau begitu tetap berhati-hati untuk mencegah kemungkinan terburuk.
      Tingkat kedua air terjun Luaha Ndroi sekitar 25 meter dari tingkat sebelumnya. Airnya cukup dalam, berkisar 50-200 cm dengan luas sekitar 50 meter persegi. Para pengunjung umumnya yang tidak bermain air seperti berenang. Rata-rata hanya sebagai tempat spot berfoto di tempat ini. Karena tempat ini tingkat air terjun terakhir dan tertinggi sudah bisa terlihat. 

Suasana asri, hijau, dan aliran air Luaha Ndroi kecamatan alasa nias utara
Suasana asri, hijau, dan aliran air Luaha Ndroi

      Umumnya anak laki-laki atau remaja mengadu adrenalin di air terjun tingkat ke dua. Dengan tinggi sekitar 4 meter cukup memberi tantangan nyali untuk bisa melompat atau bersalto ke kolam di bawahnya. Untuk melompat ke dasar klam sayangnya kamu harus merayap dan berjalan berpegangan pada akar dan batang pohon di tepi air terjun. Saat ini belum ada jalan memadai untuk bisa menaiki tingkat air terjun.
      Kemudian tingkat terakhir air terjun Luaha Ndroi dengan ketinggian sekitar 30 meter. Sebuah dasar kolam air sekitar 50 meter persegi dengan kedalaman sekitar 1-3 meter. Untuk menikmati tempat ini perlu mendaki beberapa bongkahan batu besar yang menutup jalan ke tempat tersebut. Juga beberapa batang pohon berbagai ukuran juga menutup akses  jalan ke dasar dinding air terjun. Batu dan kayu di sekitar tersebut sangat licin, sehingga pengunjung ekstra hati-hati untuk berjalan. Resiko cedera sangat tinggi bisa terjadi.
     Baca juga:
Saat Tugu Proklamasi di Gunungsitoli Terlupakan Zaman
Kolam Renang Soladari Nias Utara: Potensi Desa dari Dana Desa
      Tempat air terjun Luaha Ndroi sangat sejuk dan asri karena setiap sisi dipenuhi pohon-pohon besar. Air yang mengalir begitu menyegarkan sehingga pengunjung betah berlama-lama untuk sejenak bermain air atau bercengrama dengan teman, sahabat, keluarga, atau kekasih. Namun sayangnya belum ada fasilitas tempat duduk yang memadai, Jumlahnya terhitung jari.

foto mode panorama di Luaha Ndroi
Foto mode panorama di Luaha Ndroi

      Fasilitas kamar mandi atau tempat bertukar pakaian juga tidak ada. Biasanya pengunjung sekitar baik laki-laki maupun perempuan tidak akan ganti pakaian di tempat tersebut. Mereka akan ganti pakaian di rumah saudara atau teman di sekitar Luaha Ndroi atau pulang ke rumah masing-masing. Hal ini menjadi kabar tidak sedap bagi pengunjung yang datang jauh, termaksud Gunungsitoli. Namun penulis yakin hal tersebut sudah dipikirkan matang pemerintah setempat, walau masih tahu kapan realisasi dapat terwujud.
      Setiap hari tempat ini bisa dikunjungi oleh wisatawan mana pun. Namun karena tempat ini belum begitu familiar. Rata-rata pengunjung berasal dari kecamatan Alasa. Jarang orang di luar kecamatan tersebut mendatangi Luaha Ndroi. Mungkin kurang gencarnya promosi dan kondisi jalan yang belum memadai. Selain itu perlunya petugas parkir sangat membantu merapikan kendaraan bermotor pengujung agar lebih tertata rapi. Selain itu belum ada tempat sampah membuat banyak oknum pengunjung membuang sampah sembarangan.

Pengunjung berfoto di puncak Luaha Ndroi

      Kekurangan lainnya adalah belum ada penjual makanan dan minuman di Luaha Ndroi. Banyak pengunjung yang datang membawa bekal makanan masing-masing yang dibeli atau disediakan sebelum sebelum ke tempat tersebut. Kekurangan ini menurut penulis menjadi evaluasi untuk mengembangkan air terjun Luaha Ndroi untuk lebih baik lagi. Hal tersebut sangat penting untuk mendukung wisata lokal agar lebih dikunjungi banyak orang. Setidaknya menjadi tuan rumah di pulau sendiri.
      Penulis sangat menikmati tempat ini, begitu juga kawan penulis yang bersama berkunjung ke tempat ini. Air yang jernih, segar, dan asri menjadi poin yang belum tentu didapatkan dimanapun. Daerah Alasa menyimpan banyak potensi untuk dijelajahi, digarap, dan dimaksimalkan untuk mendukung pendapatan asli daerah dan mensejahterakan warga sekitar. Kekurangan tersebut bisa jadi evaluasi penting dalam menjawab tantangan yang ada. Setidaknya eksploari suasana asri air terjun Luaha Ndroi bukan mengubahnya menjadi eksploitasi yang jauh dari nilai sebenarnya, yaitu asri dan menyejukkan.
    Baca juga:
Ramadhan dan Pandemi Part 4: Penjual Ta'jil Jalan Terus
Saat Gomo Punya View Puncak

Comments

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*co
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete

Post a Comment