Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2020

Pandemi, Idul Fitri, dan Idul Adha di Nias

      Idul fitri dan idul adha merupakan hari raya bagi pemeluk agama islam. Tanpa terkecuali di di semua tempat, termaksud pulau nias. Perayaan ini selalu meriah dan diisi rasa antusias, walau tidak selamanya mereka penganut agama yang taat. Namun ada yang berbeda dari malam-malam di tahun 2020 saat pandemi covid-19 ( corona virus disaster -19) melanda. Berikut ini adalah tulisan sudut pandang penulis yang kebetulan bertempat tinggal di Pulau Nias. Pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun menjelang shalat Ied        Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah/ 2020 Masehi telah usai, namun catatan di ingatan masih lengkap jelas. Pasca pencabutan surat edaran tentang beribadah di rumah masing-masing, berdasarkan rapat dengar pendapat Forum Komunikasi Daerah (Forkada) dan pemimpin agama Se-Kepulauan Nias. Keputusan tersebut mangacu kepada Keputusan Menteri no 440-830 Tahun 2020.        Dalam hasil rapat tersebut berbuah beberapa kesepakatan. Salah satunya ibadah ritual keagamaan bisa dilak

Pendemi, New Normal, dan Adaptasi di Kepulauan Nias

      Pandemi yang berawal dari dataran Tiongkok akhir tahun lalu sampai terbawa ke Nias. covid-19 ( corona virus disaster-19) mengubah banyak hal, mulai dari sikap, kepedulian, hingga anggaran sebuah negara. Akfifitas sosial budaya saat pendemi dan new normal menjadi hal baru yang sebagian besar orang di Kepulauan Nias rasakan. Hal baru tersebut tertulis di beberapa catatan yang penulis rasakan sebagai warga Nias.       Rasa rasa khawatir tentang kejadian flu Spanyol awal dekade 20-an atau black date abad ke 17 menjadi cacatan trauma mendalam. Saat ini new normal adaptasi   di pandemi covid-19 mengubah sikap,  lifestyle orang-orang, tak terkecuali di Nias. Berbagai kebijakan protokol kesehatan sangat diutamakan, meski kenyataan dilapangan banyak yang dilanggar.  Ipmawati (kader putri Muhammadiyah) di Gunungsitoli berfoto sejenak setelah sepeda bersama       Pasca bulan Maret tahun 2020 ditetapkan kasus pertama positif covid-19 di Indonesia, sosial budaya masyarakat Indonesia berub

Bowo dan Hoe, Buah Lokal Nias Tak Dikenal

      Buah-buah di Pulau Nias begitu beragam seperti durian, pisang, duku, dan kuini. Buah-buahan tersebut sangat enak dan disukai banyak orang. Bahkan buah durian dari Nias menjadi icon dan dibuatkan tugu sebagai penegasan nilai penting buah tersebut. Namun masih banyak buah lokal di Nias seolah terlupakan sehingga hanya sebagian orang yang tahu. Beberapa buah tersebut adalah bowo dan hoe, buah lokal yang tidak dikenal di Nias. Buah Hoe (sebelah kiri) dan Bowo       Buah bowo merupakan salah satu buah lokal yang tumbuh di Nias.  Bahasa Indonesia buah ini disebut buah menteng ( Baccaurea racemose ). Dalam masyarakat Nias, selain buah bisa dimakan, batang pohon ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan perahu. Konon di Nias, tepatnya di daerah Maniomolo, yang sekarang masuk daerah Nias Selatan diatas pohon bowo mudah ditemukan sarang anowo (burung rajawali). Buah bowo sangat disukai oleh binatang seperti burung-burung.       Bowö , merupakan sebutan adat untuk jujuran di pulau