Berjalan-jalan di Gunungsitoli tidak akan terlepas dengan sebuah tempat bernama Lapangan Merdeka. Sebuah lapangan yang biasa digunakan sebagai tempat aktifitas
publik, mulai acara keagamaan hingga acara sosial. Setiap orang di Gunungsitoli
dan Pulau Nias juga hampir tahu lapangan tersebut. Karena dulunya lapangan tersebut
lokasi acara kenegaraan seperti Proklamasi RI dan Pengibaran Bendera Pusaka
Merah Putih di Pulau Nias di zaman Gunungsitoli masih ibukota Kabupaten Nias.
Tepat di sisi kanan menghadap Kantor Cabang Bank BRI,
terdapat sebuah tugu bercat merah putih. Tugu berdiri kokoh ke arah sudut
menuju kantor bank dan jalan raya. Dari tugu sangat mudah melihat Masjid Raya
Al-Furqan Gunungsitoli, salah satu rumah ibadah di tengah kota dan Tugu Peringatan Gempa.
Tugu Proklamasi di Lapangan Merdeka Gunungsitoli |
Sepintas tugu tersebut terlihat biasa, namun tugu tersebut
bisa dikatakan saksi perkembangan Gunungsitoli. Setidaknya telah berdiri
sebelum Republik Indoneisia di proklamasikan. Begitu juga info yang pernah
penulis dengar, bahwa tugu tersebut telah berdiri di jauh di zaman kemerdekaan.
Tugu setinggi 2,5 meter berbahan beton. Penulis membagi tugu
dibagi jadi 4 bagian: pertama dasar tugu
telah ddipasang keramik warna hitam, kemudian ke-dua berbentuk kotak dengan setiap
sisi ada relief seputar kehidupan dan budaya di Nias. Kemudian bagian ke-tiga
tugu berbentuk tiang segi 4 berurukan kecil namun semakin menyempit ke atas.
Hingga bagian ke-empat terdapat bulatan berbentuk bola.
Baca juga:
Abrasi Pantai di Gunungsitoli: Di Lain Sisi
Sawakete di Nias Utara: Mutiara Dalam Kubangan
Baca juga:
Abrasi Pantai di Gunungsitoli: Di Lain Sisi
Sawakete di Nias Utara: Mutiara Dalam Kubangan
Berdasarkan informasi sebuah tulisan Bapak Kurniawan Harefa,
SS, Ketua Badan Pengawas Lembaga Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Citra
Nusa sebuah surat kabar online Wartanias.com tahun 2014, bahawa tugu tersebut telah
ada saat Pulau Nias masih berada di kekuasaan Hindia Belanda tahun 1940. Jauh sebelum
dimulainya Perang Dunia Ke 2 blok Pasifik oleh Jepang. Tugu tersebut merupakan
peringatan 100 tahun berkuasa atas berdirinya Hindia Belanda di Pulau Nias.
Catatan tersebut berdasarkan petikan tulisan Bapak Kurniawan
Harefa di surat kabar online, saat mengisi resensi buku Kota Gunungsitoli, Sejarah
Lahirnya dan Perkembangannya (1996) karya Bapak Faondrago Zebua. Sayangnya
tidak ada penjelasan makna dari bentuk tugu tersebut. Sampai sekarang penulis
belum menemukan dan membaca buku tersebut. Namun tulisan tersebut sudah sedikit
menjawab rasa penasaran penulis sejak kecil tentang tugu tersebut.
Beberapa ukiran relief di Tugu Proklamasi |
Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya di masa Pemerintahan
Nias dipimpin oleh Bupati Bapak Pendeta Ross Telaumbanua (PR. Telaumbanua) tahun 1946, nama
tugu peringatan 100 tahun Hindia Belanda diganti sebagai Tugu Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Memang tidak ada penjelasan di tulisan tersebut alasan
pergantian nama tugu. Kemungkinan sebagai cara menghapus pengaruh penjajah
Belanda di Pulau Nias.
Hal tersebut harus dimaklumi sebagai respon tumbuh dan
berkembangnya rasa Nasionalisme mempertahankan pulau ini sebagai bagian Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Gejolak perang terutama didaratan Sumatera dan Jawa
berpengaruh terhadap daerah lainnya untuk berjuang bersama dibawah bendera
Merah Putih, termaksud di Pulau Nias. Hingga sekarang tugu tersebut masih kokoh
berdiri walau tidak banyak yang kenali.
Baca juga:
Ramadhan dan Pandemi di Nias (Part 3) : Semangat Rasa Peka
Baca juga:
Ramadhan dan Pandemi di Nias (Part 3) : Semangat Rasa Peka
Setiap harinya di pagi dan sore ramai tugu yang berada di
Lapangan Merdeka Gunungsitoli dikunjungi sebagai area jogging track. Selain itu
tempat tersebut sering jadi lapangan sepak bola mini hingga lokasi bersantai selain Taman
Ya’ahowu. Walau lokasi berada Kota
Gunungsitoli, pengelolaan lapangan termaksud tugu masih milik Kabupaten Nias.
Sayangnya tidak banyak yang mengenal tugu Proklamasi
Kemerdekaan. Bahkan sebagian orang mengira tugu tersebut sebagai tugu lahirnya
Gunungsitoli atau tugu berdirinya Lapangan Merdeka. Seolah tergerus zaman,
mengalahkan tugu yang baru berdiri seperti Tugu Peringatan Gempa dan Tugu
Durian.
Tugu berada di belakang tempat duduk. Seolah tidak terlihat dengan jelas |
Informasi dan catatan sejarah tugu Proklamasi Kemerdekaan
memang hampir tidak ada. Tidak pernah ada catatan mengenai tugu ini secara
lebih luas. Termaksud catatan online, baik berupa blog maupun catatan yang
dikeluarkan pemerintah di Pulau Nias. Ini membuktikan bahwa sangat banyak informasi
seputar bangunan dan lokasi di khususnya di Gunungsitoli belum terpublikasi dengan
baik.
Pembangunan Gunungsitoli untuk mempercantik diri dan ramah
bagi pengunjung seharusnya juga ikut menjaga tempat yang bernilai historis.
Tempat duduk dan lintasan pejalan kaki di sisi Lapangan Merdeka di Jalan Gomo
justru mengorbankan tugu tersebut. Seolah tidak terlihat dan terabaikan sebagai
lokasi bersejarah. Walau status tugu sampai saat ini masih milik Kabupaten
Nias, bukan berarti melupakan saksi perkembangan Gunungsitoli.
Baca juga:
Eksotisme Terabaikan Pantai Mo'ale Nias Selatan
Sungai Nou di Gunungsitoli: Riwayatmu Kini
Baca juga:
Eksotisme Terabaikan Pantai Mo'ale Nias Selatan
Sungai Nou di Gunungsitoli: Riwayatmu Kini
Comments
Post a Comment