Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2020

Ramadhan dan Pandemi di Nias (Part 2) : Malam Senyap Tanpa Tadarus

      Malam Ramadhan tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dibacakan oleh pemuda dan remaja masjid seketika tidak ada. Malam 1 Ramadhan 1441 H bertepatan tanggal 24 April 2020 seolah tidak ubahnya malam biasa. Pandemi virus korona atau corona virus disaster-19 ( covid-19 ) membuat pemerintah yang di berbagai level mulai dari pusat hingga kelurahan atau desa memberi kebijakan guna mengantisipasi, meninimalisir, serta pencegahan dari infeksi tersebut         Pemerintah berdasarkan rapat Forkoda (Forum Komunikasi Daerah) Kepulauan Nias terdiri atas 4 kabupaten dan 1 kota bersama MUI mengambil keputusan untuk mengendalikan arus gerak massa di fasilitas umum khususnya rumah ibadah dengan meniadakan aktifitas di masjid salah satunya tadarus bersama. Sehingga tadarus yang diadakan rutin saat bulan Ramadhan di tahun ini ditiadakan sementara waktu. Dan banyak warga memaklumi, sehingga kebijakan tersebut dipahami secara umum. S

Ramadhan dan Pandemi di Nias (Part 1) : Saat Ibadah di Rumahkan

       Corona virus disaster (covid-19) atau disebut infeksi virus korona menjadi headline penjuru berita di seluruh negara. Mulai dari berita nasional dan internasional, dari berita online skala daerah, nasional dan global. Mulai dari yang fakta, hal mengada-ada, hingga hoax mengisi beranda akun media sosial. Pemberitaan kasus yang terjangkit, baik yang suspect hingga positif terus berlanjut tiada henti. Suasana bada Isya di salah satu masjid Gunungsitoli         Pemerintah pusat di Jakarta memberi instruksi untuk memberlakukan  sosial distancing kepada seluruh warga Indonesia. Pemerintah daerah tingkat propinsi, kabupaten/kota, hingga desa juga melanjutkan instruksi tersebut, termaksud di Pulau Nias. Hingga terdapat surat edaran tentang pembatasan aktifitas sosial, salah satunya beribadah di rumah ibadah. Otoritas ulama tertinggi tingkat kota/kabupaten (MUI) juga mengedarkan surat himbauan agar ibadah sementara waktu di rumah, termaksud shalat lima waktu dan jum’at.

Abrasi Pantai di Gunungsitoli: Di Lain Sisi

      Perkembangan era teknologi zaman kini mendorong terbentuknya budaya foto hingga selfi sebagai kebutuhan wajib. Setiap moment tidak akan lengkap jika mengabadikan dalam file foto sebagai bukti telah ada di moment tersebut. Bisa juga modal dalam mengingat moment indah tersebut di masa akan datang. Di zaman kini, foto memang sebuah aturan wajib meski tidak ada panduan resmi.        Moment foto biasanya berlatar sebuah kegiatan atau pemandangan yang indah. Pulau Nias memiliki keragaman tempat yang bisa direkomendasi tempat berfoto ria. Namun disisi lain foto berlatar unik juga jadi background keren untuk diabadikan. Meski keunikan tersebut akibat fenomena kerusakan tempat disebabkan oleh kekuatan alam. Saat ini kawasan pantai di Nias sedang mengalami abrasi akibat gelombang pasang yang tinggi.       Abrasi merupakan proses pengikisan bibir pantai oleh gelombang laut. Hal ini dibisa disebabkan perubahan iklim normal atau gejala perubahan akibat pemanasan global. Bisa juga ulah ma

Eksotisme Terabaikan Pantai Mo'ale Nias Selatan

        Pulau Nias memiliki banyak lokasi pantai unik yang tersebar di seluruh daerah pemerintahan 5 (lima) Pemerintah Se-Kepulauan Nias. Semua 4 kabupaten dan 1 kota  memiliki garis pantai. Salah satunya tempat pantai yang indah berada di Kabupaten Nias Selatan. Salah satunya Pantai Mo’ale (atau Pantai Moale) di Desa Hilinamazihonu, kecamatan O’o'u, Kabupaten Nias Selatan. Saat berbincang dengan seseorang dia menceritakan ada sebuah pantai indah dengan mengancungkan jari ke arah  ke Teluk Dalam.        Akhirnya penulis penasaran dan telusuri tempat yang beliau maksud. Bagi sebagian orang tempat tersebut agak menyeramkan. Pasalnya dijalan tersebut kita hampir tidak melihat rumah warga. Selain itu sisi jalan diapit pohon-pohon besar dan jurang. Tidak adanya fasilitas emergency seperti tambal ban atau penjual bensin eceran semakin menambah was-was, walau akhirnya penulis memberanikan diri seorang diri. Suasana salah satu sudut Pantai Mo'ale      Saat berjalan telusuri

Sungai Nou di Gunungsitoli: Riwayatmu Kini

       Setiap orang di pulau Nias, baik yang telah lama bermukim atau perantauan tidak asing dengan nama Luaha Nou atau di Indonesiakan muara Sungai Nou. Muara Nou adalah bagian dari sungai nou tersebut yang tidak dipisahkan dengan sejarahnya berdirinya pemukiman multi ragam suku dan bangsa di Pulau Nias.        Sungai yang membelah kelurahan Ilir dan kelurahan Pasar dikatakan cikal bakal lahirnya Gunungsitoli serta menjadi hunian multi etnis terbesar Nias. Sungai yang memiliki panjang sekitar 12 km dan lebar sekitar 20 meter  terdiri dari anak sungai di daerah Boyo (Gunungsitoli) dan sekitar Tumori (Gunungsitoli Barat). Muara Sungai Nou di pagi hari        Sungai ini bisa dikatakan saksi bisu atas perkembangan Gunungsitoli dan Pulau Nias. Dimulai era datangnya pedagang dari Aceh dan Minang serta pelaut dari berbagai tempat di Nusantara. Dilanjutkan masuknya zaman kolonial Belanda dengan penamaan status daerah dari tingkat  Onder Afdeeling  hingga  Afdeeling .