Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2020

Mengenal Boli: Pohon Penangkal Petir dan Ramuan obat di Nias

      Pulau Nias tumbuh beragam macam jenis pepohonan yang digunakan dalam banyak keperluan. Ada untuk keperluan obat-obatan, pembuatan perahu atau kapal tradisional, hingga keperluan membangun rumah. Salah satunya boli , salah satu pohon yang terkenal di Nias. Pohon ini bisa tumbuh dimana saja, baik di pekarangan rumah, kebun warga, hingga tanah tanpa pemilik. Boli dalam kehidupan masyarakat Nias sangat erat kaitan dalam kontruksi bangunan rumah dan obat-obatan tradisonal. Boli (  Oroxylum indicum) atau pohon lanang atau bunglo        Boli  di daerah lain disebut pohon bungle atau lanang memiliki nama latin  Oroxylum indicum  tumbuh di daerah tropis. Selain itu pohon ini bisa ditemui di dataran Sumatera hingga Jawa. Tinggi pohon tersebut di Pulau Nias dapat mencapai 8-12 meter dengan diameter 25 cm. Batang pohon tegak berkayu sementara daun majemuk berbentuk lonjong. Bunga  boli  majemuk dengan kelopak berbentuk tabung dan mahkota bunga berbentuk terompet. Kotak buah lonjong dan ber

Bunker Nifo, Hili Adulo, dan Saksi Jepang di Nias

     Bunker nifo (ejaan Nippon = Jepang, dalam Bahasa Nias) merupakan tempat pertahanan yang dibangun oleh Pemerintahan Jepang masa Perang Dunia Kedua di blok Pasifik tahun 1942-1945. Setiap daerah yang telah diduduki oleh tentara Nifo pada masa perang, akan dibangun blok-blok pertahanan untuk menghadapi tentara musuh yang datang atau pemberontak daerah tersebut. Di Pulau Nias terdapat berbagai sisa peninggalan pendudukan Jepang, baik berbentuk benda maupun bangunan, salah satunya bunker nifo di Hili Adulo. Bunker Nifo di Puncak Bukit Adulo       Hili Adulo berada di daerah Gunungsitoli. Hili Adulo adalah sebuah bukit kecil yang berada di antara Desa Iraonogeba dan Kelurahan Saombo. Dalam Bahasa Nias, Hili Adulo berarti bukit telur.  Penulis berkesempatan melihat lebih dekat bunker Nifo di Hili Adulo dengan mengayuh bersepeda.         Penulis bersama seorang teman menuju bunker Nifo di Hili Adulo. Dari Lapangan Merdeka, penulis mengayuh sepeda kearah pertigaan Kantor Kelurahan Sa