Skip to main content

Pandemi, Idul Fitri, dan Idul Adha di Nias

      Idul fitri dan idul adha merupakan hari raya bagi pemeluk agama islam. Tanpa terkecuali di di semua tempat, termaksud pulau nias. Perayaan ini selalu meriah dan diisi rasa antusias, walau tidak selamanya mereka penganut agama yang taat. Namun ada yang berbeda dari malam-malam di tahun 2020 saat pandemi covid-19 (corona virus disaster-19) melanda. Berikut ini adalah tulisan sudut pandang penulis yang kebetulan bertempat tinggal di Pulau Nias.

Pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun untuk mengikuti shalat ied

Pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun menjelang shalat Ied

       Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah/ 2020 Masehi telah usai, namun catatan di ingatan masih lengkap jelas. Pasca pencabutan surat edaran tentang beribadah di rumah masing-masing, berdasarkan rapat dengar pendapat Forum Komunikasi Daerah (Forkada) dan pemimpin agama Se-Kepulauan Nias. Keputusan tersebut mangacu kepada Keputusan Menteri no 440-830 Tahun 2020. 
      Dalam hasil rapat tersebut berbuah beberapa kesepakatan. Salah satunya ibadah ritual keagamaan bisa dilakukan di rumah ibadah masing-masing, termaksud perayaan Idul Fitri. Poin lain adalah memperbolehkan kegiatan publik dengan masa terbatas,tidak membawa anak dibawah umur 10 tahun atau orang tua renta ke masjid, dan mengikuti protokol kesehatan. Sehingga saat pendemi umat islam di Nias bisa merasakan indahnya Idul Fitri dan lebaran meski terkesan berbeda dari tahun sebelumnya. 

Info protokol kesehatan di sebuah Masjid di Nias

Info protokol kesehatan di sebuah Masjid di Nias

        Suka cita membahana dunia nyata dan media sosial, khususnya umat Islam di Pulau Nias. Karena Ramadhan 1441 Hijriah/ 2020 Masehi yang akan berakhir beberapa hari, dilanjutkan Idul Fitri dan shalat Ied secara berjamaah tanpa harus takut dengan teguran oleh aparat berwenang. 

       Baca juga:

       Sebagaimana tradisi tahunan, kegiatan pawai keliling Idul Fitri yang biasa dilaksanakan oleh PHBI (Panitia Hari Besar Islam) pemerintah daerah setempat ditiadakan untuk menjaga kondusifitas dan mencegahan mewabahnya pandemi covid-19. Termaksud ditiadakan sementara shalat ied di lapangan.
      Tepat shalat ied Fitri dilaksanakan di masjid-masjid. Penulis saat itu merasakan bahagia menjalankan ibadah shalat ied di Hari Raya Idul Fitri. Saat itu penulis melaksanakan shalat ied di Masjid Agung Kota Gunungsitoli. Protokol kesehatan demi pencegahan pandemi covid-19 dan kesepakatan hasil pertemuan dijalankan oleh pengurus masjid dan warga sekitar. Hal tersebut bertujuan agar Hari Raya Idul Fitri tetap mengikuti anjuran yang ditetapkan. 

Jaga jarak jamaah di Masjid Agung Kota Gunungsitoli Pulau Nias

Jaga jarak jamaah di Masjid

      Jamaah shalat Idul Fitri membawa masker, sajadah masing-masing, tidak bersalaman, dan berjarak menjadi pemandangan baru di shalat ied di Idul Fitri 1441 Hijriah/ 2020 masehi. Selain itu tahun tersebut tidak banyak orangtua serta anak kecil datang ke masjid, meski bisa terhitung dengan jari. Pandemi tidak menghalangi untuk beribadah kepada Tuhan.
      Kemudian penyelenggara ibadah menyiapkan thermo gun, tempat suci tangan, sabun, dan telah mengatur shaft shalat sesuai anjuran pemerintah dan MUI. Meski terkadang beberapa pihak ngeyel dengan aturan tersebut. Namun tidak menghalangi beribadah khusu’ dan terlaksana ibadah Idul Fitri di tengah pandemi.
      Selesai shalat ied, seperti tradisi pada umumnya warga sekitar pergi ke rumah tetangga, famili, dan rumah teman untuk bersilaturahim di Idul Fitri. Bertamu, makan - minum hidangan yang disajikan, dan bersalam-salaman tanpa berpikir buruk bahaya pandemi covid-19. Sebagian menganggap tidak peduli, meski beberapa orang ketakutan dan was-was atas informasi bertambahnya jumlah terinfeksi dan korban meninggal dari televisi.

Gambar silaturahim di Hari Raya Idul Fitri

Gambar silaturahim di Hari Raya Idul Fitri

      Beberapa bulan kemudian ibadah dan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah/ 2020 M dijalankan oleh umat Islam. Sama seperti Idul Fitri, malam takbiran untuk sementara ditiadakan. Namun rasa antusias melaksanakan Hari Raya kurban tidak terpadamkan. Bisa dilihat dari banyaknya hewan yang dikurbankan. Meski ada penurunan karena dampak pandemi covid-19, namun ibadah kurban tetap terlaksana dengan baik.
      Beberapa hari sebelum Idul Adha dilaksanakan dalm suasana pandemi, hewan-hewan kurban seperti kambing, domba, sapi, dan kerbau dipersiapkan oleh panitia pelaksana. Baik yang diselenggarakan oleh masjid-masjid, majlis pengajian, organisasi, hingga individu-individu. Hewan kurban juga didatangkan dari berbagai daerah, baik di sekitar Nias maupun luar Nias dengan berbagai alat transportasi. Antara lain seperti mobil pick up, truk, hingga kapal berbagai ukuran.

      Baca juga:

Shalat Ied Adha di Lapangan Merdeka Gunungsitoli

Shalat Ied Adha di Lapangan Merdeka Gunungsitoli

      PHBI khususnya di daerah Gunungsitoli pasca new normal diberlakukan saat pandemi dari pemerintah pusat menyelenggarakan ibadah shalat Ied Adha di Lapangan Merdeka. Tradisi tahunan tersebut dilaksanakan di tanah milik Pemerintah kabupaten Nias sudah jadi tradisi di Gunungsitoli. Ibadah shalat Ied tetap menggunakan mengikuti protokol kesehatan, meski sebagian kadang mengabaikan.
      Pemotongan hewan Kurban di Pulau Nias dilakukan tidak serentak. Hal ini mengingat Idul Adha 1441 H/ 2020 M jatuh pada hari Jumat. Maka pelaksanaan pemotongan sebagian dilakukan setelah Ied dan sebagian hari setelahnya. Pengamatan penulis pemotongan dilaksanakan seperti biasa. Sementara pembagian daging kurban juga dilakukan seperti biasanya, meski panitia sudah memberlakukan beberapa aturan protokol kesehatan.

Panitia memotong daging hewan kurban di Pulau Nias

Panitia memotong daging hewan kurban di Pulau Nias

      Secara umum ibadah shalat Hari Raya Idu Fitri dan Idul Adha tetap berlangsung di Nias dengan mengikuti anjuran protokol kesehatan. Nyatanya kebiasaan tidak mematuhi aturan belum dilakukan secara maksimal. Begitu saat diadakan pesta pernikahan dan syukuran, tidak ada bedanya meski rasa was-was terus melanda. Belum adanya korban di pulau Nias jadi alasan yang sering dikemukakan banyak orang, meski saat ini Pulau Nias jadi klaster baru pandemi di beberapa lokasi.
      Tepat Agustus-September tahun 2020 momok pandemi menakutkan tersebut menjadi kenyataan setelah banyak korban, termaksud terinfeksi massal di sebuah rumah ibadah di komplek pertokoan milik Pemerintah Kabupaten Nias di Gunungsitoli. Saat ini korban meninggal juga tercatat bertambah. Lonjakan tajam ini jadi pukul berat karena sikap tak acuh pasca terbuai "zona hijau" Pulau Nias.

Pembagian daging kurban di salah satu masjid di Nias

Pembagian daging kurban di salah satu masjid di Nias

      Hingga tulisan ini dibuat, korban semakin bertambah dengan Gunungsitoli sebagai lokasi terindeksi terbanyak. Kembali lagi ke kita menjadi bijak meski situasi new normal diberlakukan oleh pemerintah. Sadar dan patuh pada protokol Kesehatan jadi kunci utama memutus mata rantai covid-19 yang mewabah di Pulau Nias. Mari bersama kita jadikan list merah menjadi hijau Kembali.

      Baca juga:

Comments

  1. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)

    ReplyDelete

Post a Comment