Idul fitri dan idul adha merupakan hari raya bagi pemeluk agama islam. Tanpa terkecuali di di semua tempat, termaksud pulau nias. Perayaan ini selalu meriah dan diisi rasa antusias, walau tidak selamanya mereka penganut agama yang taat. Namun ada yang berbeda dari malam-malam di tahun 2020 saat pandemi covid-19 (corona virus disaster-19) melanda. Berikut ini adalah tulisan sudut pandang penulis yang kebetulan bertempat tinggal di Pulau Nias.
Pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun menjelang shalat Ied |
Dalam hasil rapat tersebut berbuah beberapa kesepakatan. Salah satunya ibadah ritual keagamaan bisa dilakukan di rumah ibadah masing-masing, termaksud perayaan Idul Fitri. Poin lain adalah memperbolehkan kegiatan publik dengan masa terbatas,tidak membawa anak dibawah umur 10 tahun atau orang tua renta ke masjid, dan mengikuti protokol kesehatan. Sehingga saat pendemi umat islam di Nias bisa merasakan indahnya Idul Fitri dan lebaran meski terkesan berbeda dari tahun sebelumnya.
Info protokol kesehatan di sebuah Masjid di Nias |
Baca juga:
Sebagaimana tradisi tahunan, kegiatan pawai keliling Idul Fitri yang biasa dilaksanakan oleh PHBI (Panitia Hari Besar Islam) pemerintah daerah setempat ditiadakan untuk menjaga kondusifitas dan mencegahan mewabahnya pandemi covid-19. Termaksud ditiadakan sementara shalat ied di lapangan.
Tepat shalat ied Fitri dilaksanakan di masjid-masjid. Penulis saat itu merasakan bahagia menjalankan ibadah shalat ied di Hari Raya Idul Fitri. Saat itu penulis melaksanakan shalat ied di Masjid Agung Kota Gunungsitoli. Protokol kesehatan demi pencegahan pandemi covid-19 dan kesepakatan hasil pertemuan dijalankan oleh pengurus masjid dan warga sekitar. Hal tersebut bertujuan agar Hari Raya Idul Fitri tetap mengikuti anjuran yang ditetapkan.
Tepat shalat ied Fitri dilaksanakan di masjid-masjid. Penulis saat itu merasakan bahagia menjalankan ibadah shalat ied di Hari Raya Idul Fitri. Saat itu penulis melaksanakan shalat ied di Masjid Agung Kota Gunungsitoli. Protokol kesehatan demi pencegahan pandemi covid-19 dan kesepakatan hasil pertemuan dijalankan oleh pengurus masjid dan warga sekitar. Hal tersebut bertujuan agar Hari Raya Idul Fitri tetap mengikuti anjuran yang ditetapkan.
Jaga jarak jamaah di Masjid |
Kemudian penyelenggara ibadah menyiapkan thermo gun, tempat suci tangan, sabun, dan telah mengatur shaft shalat sesuai anjuran pemerintah dan MUI. Meski terkadang beberapa pihak ngeyel dengan aturan tersebut. Namun tidak menghalangi beribadah khusu’ dan terlaksana ibadah Idul Fitri di tengah pandemi.
Selesai shalat ied, seperti tradisi pada umumnya warga sekitar pergi ke rumah tetangga, famili, dan rumah teman untuk bersilaturahim di Idul Fitri. Bertamu, makan - minum hidangan yang disajikan, dan bersalam-salaman tanpa berpikir buruk bahaya pandemi covid-19. Sebagian menganggap tidak peduli, meski beberapa orang ketakutan dan was-was atas informasi bertambahnya jumlah terinfeksi dan korban meninggal dari televisi.
Selesai shalat ied, seperti tradisi pada umumnya warga sekitar pergi ke rumah tetangga, famili, dan rumah teman untuk bersilaturahim di Idul Fitri. Bertamu, makan - minum hidangan yang disajikan, dan bersalam-salaman tanpa berpikir buruk bahaya pandemi covid-19. Sebagian menganggap tidak peduli, meski beberapa orang ketakutan dan was-was atas informasi bertambahnya jumlah terinfeksi dan korban meninggal dari televisi.
Gambar silaturahim di Hari Raya Idul Fitri |
Beberapa hari sebelum Idul Adha dilaksanakan dalm suasana pandemi, hewan-hewan kurban seperti kambing, domba, sapi, dan kerbau dipersiapkan oleh panitia pelaksana. Baik yang diselenggarakan oleh masjid-masjid, majlis pengajian, organisasi, hingga individu-individu. Hewan kurban juga didatangkan dari berbagai daerah, baik di sekitar Nias maupun luar Nias dengan berbagai alat transportasi. Antara lain seperti mobil pick up, truk, hingga kapal berbagai ukuran.
Baca juga:
Shalat Ied Adha di Lapangan Merdeka Gunungsitoli |
Pemotongan hewan Kurban di Pulau Nias dilakukan tidak serentak. Hal ini mengingat Idul Adha 1441 H/ 2020 M jatuh pada hari Jumat. Maka pelaksanaan pemotongan sebagian dilakukan setelah Ied dan sebagian hari setelahnya. Pengamatan penulis pemotongan dilaksanakan seperti biasa. Sementara pembagian daging kurban juga dilakukan seperti biasanya, meski panitia sudah memberlakukan beberapa aturan protokol kesehatan.
Panitia memotong daging hewan kurban di Pulau Nias |
Tepat Agustus-September tahun 2020 momok pandemi menakutkan tersebut menjadi kenyataan setelah banyak korban, termaksud terinfeksi massal di sebuah rumah ibadah di komplek pertokoan milik Pemerintah Kabupaten Nias di Gunungsitoli. Saat ini korban meninggal juga tercatat bertambah. Lonjakan tajam ini jadi pukul berat karena sikap tak acuh pasca terbuai "zona hijau" Pulau Nias.
Pembagian daging kurban di salah satu masjid di Nias |
Baca juga:
Izin promo ya Admin^^
ReplyDeleteBosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa
- Telkomsel
- GOPAY
- Link AJA
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)