Skip to main content

Eksotisme Terabaikan Pantai Mo'ale Nias Selatan

       Pulau Nias memiliki banyak lokasi pantai unik yang tersebar di seluruh daerah pemerintahan 5 (lima) Pemerintah Se-Kepulauan Nias. Semua 4 kabupaten dan 1 kota  memiliki garis pantai. Salah satunya tempat pantai yang indah berada di Kabupaten Nias Selatan. Salah satunya Pantai Mo’ale (atau Pantai Moale) di Desa Hilinamazihonu, kecamatan O’o'u, Kabupaten Nias Selatan. Saat berbincang dengan seseorang dia menceritakan ada sebuah pantai indah dengan mengancungkan jari ke arah  ke Teluk Dalam.
       Akhirnya penulis penasaran dan telusuri tempat yang beliau maksud. Bagi sebagian orang tempat tersebut agak menyeramkan. Pasalnya dijalan tersebut kita hampir tidak melihat rumah warga. Selain itu sisi jalan diapit pohon-pohon besar dan jurang. Tidak adanya fasilitas emergency seperti tambal ban atau penjual bensin eceran semakin menambah was-was, walau akhirnya penulis memberanikan diri seorang diri.


Suasana salah satu sudut Pantai Mo'ale
Suasana salah satu sudut Pantai Mo'ale
     Saat berjalan telusuri tempat yang dimaksud, kita dimanjakan dengan pemandangan indah dari bukit mengarah di sebuah pantai dan laut lepas. Kemudian jalan berubah menjadi curam dan berkelak-kelok. Di sisi jalan terdapat jurang yang cukup dalam serta pohon-pohon tinggi. Saat hujan sedikit lebih ekstra waspada karena jalan yang licin dapat membuat pengendara jatuh hingga masuk ke dalam jurang. Jalan berkelak kelok berakhir hingga sampai  ke kaki bukit dan melewati jembatan kecil.

     Baca juga:
Kolam Renang Soladari Nias Utara : Potensi Desa Dari Dana Desa
Manula Banio : Proses Mengupas Buah Kelapa Tradisional di Pukau Nias 

       Sesampainya di jembatan di depan kita dihadapkan jalan mendaki dengan kondisi jalan yang berkelak kelok. Di sisi kiri-kanan juga diapit pohon dengan sisi ke arah laut terdapat jurang yang cukup dalam. Jalur pendakian yang cukup tinggi membuat pengendara harus memiliki cukupn nyali dan motor yang prima untuk bisa berkendara. Setelah 2 km melewati jalur terjal, selebihnya kita melewati jalan yang cukup santai dengan pohon rindang di kanan-kiri jalan.
       Disaat akan mendaki lagi, disisi kiri jalan terlihat tulisan dari bahan semen "Selamat Datang di Pantai Moale". Kemudian penulis melewati jalan menurun dengan jalan agak sempit dan berlubang sejauh 400 meter. Sesampainya disana terdapat 2-3 rumah penduduk yang tertutup, kemudian beberapa nose-nose (pondok, bahasa Nias) dibuat seadanya menggunakan daun rumbia dan batang kayu kecil. Cukup untuk menahan dari terik panas matahari dan deras hujan turun.

Salah satu titik jalan menuju Pantai Mo'ale
       Penilaian pertama penulis bahwa pantai ini jarang didatangi orang. Padahal pantai tersebut merupakan rekomendasi dari pemerintah setempat di brosur pariwisata. Hanya saja penulis mengakui pantainya sangat cantik dengan pasir putih memajang sejauh 5 km.  Pantainya landai dan pengunjung bisa berjalan kaki atau memacu sepeda motornya menyelusuri pantai tersebut. Di sisi sebelah kiri mengarah tenggara terdapat hamparan batu karang dan 2 pulau kecil. 
       Sampai saat ini penulis tidak tahu nama pulaunya, namun dari penglihatan tidak bisa dihuni. Karena pengamatan dari jauh pulau tersebut seperti pulau karang dan tidak ada hamparan pasir untuk bersandar perahu. Sementara itu tidak ada warga yang bisa sekitar pantai membuat kami juga penasaran. Pantai Mo’ale menurut penulis sebuah pantai yang perawan dan cantik. Walau ada  rumah penduduk dan nose-nose seadanya, tidak ada sampah berserakan. 

       Baca juga:
Sungai Nou di Gunungsitoli: Riwayatmu kini

       Penulis beberapa bulan kemudian datang kedua kalinya membawa teman untuk telusuri pantai lebih lama. Posisi pantai memang berada di jalur propinsi Teluk Dalam - Sirombu, namun jalan tersebut tidak seramai Gunungsitoli - Teluk Dalam. Pantai yang berada di sisi arah tenggara pulau Nias ikut membuat pantai ini terasa sepi. Karena hilir mudik dan aktifitas padat bukan di jalur tersebut. Namun karena bukan berada di jalur yang padat justru menambah eksotisme dan ketenangan pantai tersebut.


Gambar Pantai Mo'ale
     Karena pantai berada di jalur yang tidak ramai, penulis menyarankan agar kendaraan yang akan digunakan hendaknya di service sebelum digunakan. Selain itu membawa persiapan bahan bakar yang cukup, membawa air mineral, dan membawa teman, setidaknya 2 kendaraan. Hal ini mengantisipasi saat terjadi kendaraan mogok, pecah ban, atau lainnya. Terlebih di hari minggu jalanan relatif sepi, aktifitas warga beribadah ke gereja karena mayoritas beragama kristen.
     Infonya pantai tersebut merupakan sekian dari pantai yang akan digarap pemerintah setempat untuk menambah turis domestik dan mancanegara. Namun sampai saat penulis hadir terakhir tahun 2019 tidak ada fasilitas utama seperti kamar mandi dan lainnya. Seolah eksotisme Pantai Mo'ale terabaikan begitu saja. Selain itu petunjuk arah yang kurang menarik dan dilirik pengendara, kedua sisi jalan penuh semak belukar membuat pantai ini terasa tidak terawat. Namun bagi penikmat suasana asri dan tenang, pantai ini tidak salah untuk dikunjungi.

      Baca juga
Abrasi Pantai di Gunungsitoli: Di Lain Sisi
Ramadhan dan Pandemi di Nias: Semangat Rasa Peka

Comments