Pulau Nias memiliki segudang pesona alam yang terabaikan. Padahal layak untuk dieksplorasi sebagai tempat wisata pendongkrak ekonomi desa dan daerah. Beberapa lokasi tempat tersebut masih tersembunyi dan tidak diketahui banyak orang. Bisa disebabkan sulitnya akses kendaraan, lokasi yang yang bukan jalur utama kendaraan, dan tidak ada yang mengelola.
Pengunjung menyelusuri Pantai Zinali diantara air sungai dan air laut |
Hal tersebut merupakan pengalaman penulis saat bersama dengan beberapa pengurus dan pelatih Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPS SMI) Aliran Harimau Babussalam Gunungsitoli saat berada di Desa Sifahandro, Kecamatan Sawo, Kabupaten Nias Utara. Saat itu para penulis, pengurus, dan pelatih berencana melakukan rekaman video jurus silat untuk dikirimkan dalam rangka mengikuti kompetisi perlombaan.
Penulis membagikan salah satu dokumentasi di pantai tersebut di akun media sosial. Kemudian salah satu teman mengomentari bahwa nama pantai tersebut ialah Pantai Zinali. Begitulah informasi yang disampaikan warga setempat Desa Sifahandro sehingga rasa penasaran dijawab olehnya.
Pengunjung menikmati Pantai Zinali |
Baca juga:
Saat Tugu Proklamasi di Gunungsitoli Terlupakan Zaman
Ramadhan dan Pandemi di Nias (Part 4) : Penjual Ta'jil Jalan Terus
Jalanan yang rusak di bukit tersebut membuat kami berhati-hati berkendara. Di kanan kiri terdapat beberapa rumah berlokasi jauh-jauhan. Mulai dari pohon dan semak-semak menemani jalan kami saat memacu kendaraan di bukit.
Akhirnya kami sampai di rumah salah seorang warga Desa Sifahandro untuk menikmati suasana asri desa dan makan siang bersama. Sejenak bersama mereka penulis berdiskusi mengenai kompetisi yang diikuti dan tempat dituju. Tidak lupa juga jamuan kelapa muda untuk menyegarkan diri dari terik panas.
Pengunjung melewati muara sungai dan pepohonan |
Kami berangkat kembali ke tempat tersebut mengikuti arah jalur ke Lotu, memakan waktu 5 menit dengan kondisi jalan yang cukup parah. Beberapa barang sengaja dititipkan sementara di rumah tersebut. Sesampainya disana, kami melihat tanaman pohon kelapa terawat dan berjejer rapi. Namun tumbuhan liar tumbuh menutup sisi pantai. Saat kami melewati tumbuhan liar, kami jadi terpesona melihat keindahan pantainya.
Pantai berpasir putih, bersih, dan asri. Suara ombak semakin membuat pengunjung yang datang bisa relaksasi. Di dekat pohon kelapa terdapat aliran air sungai yang tidak begitu deras sehingga air sungai tidak sampai membentuk muara. Saat itu cuaca memang terik dan sudah 3 minggu lalu hujan tidak turun.
View Pantai Zinali Desa Sifahandro, Nias Utara |
Sebetulnya Pantai Zinali tersebut bersebelahan dengan tempat fenomenal di Nias yang dikenal Pantai Gawu Mokiki (Pantai Pasir Berbisik, Bahasa Nias). Posisi pantai ini percis berada sebelum memasuki Pantai Berbisik. Terpisah menjadi pantai ini sendiri karena tempat ini berada di sebuah teluk dan diantara 2 sisi batu karang
Penulis memperkirakan garis pantai sepanjang 1,5 Km. Sisi kanan dan kiri pantai menjadi terpisah karena diapit batu-batu karang. Berbagai pohon dan tumbuhan liar mengitari, membuat pantai tidak terlihat di jalan secara langsung. Saat di jalan kita hanya melihat pohon-pohon kelapa terawat dengan baik. Penulis memperkirakan tempat ini bisa dijadikan spot foto dengan background pohon-pohon kelapa.
Baca juga:
Penulis memperkirakan garis pantai sepanjang 1,5 Km. Sisi kanan dan kiri pantai menjadi terpisah karena diapit batu-batu karang. Berbagai pohon dan tumbuhan liar mengitari, membuat pantai tidak terlihat di jalan secara langsung. Saat di jalan kita hanya melihat pohon-pohon kelapa terawat dengan baik. Penulis memperkirakan tempat ini bisa dijadikan spot foto dengan background pohon-pohon kelapa.
Baca juga:
Pohon kelapa milik warga yang terawat baik |
Pohon kelapa yang tumbuh dengan baik dan terawat semakin membuat kami bisa melupakan aktivitas kesibukan dunia pekerjaan. Kelapa tumbuh tinggi berjejer seolah memberi perlindungan dari sengatan sinar matahari. Kemudian di beberapa tempat penulis melihat sisa kotor sapi atau kerbau. Sepertinya tempat tersebut juga dijadikan tempat pengembalaan hewan ternak. Namun, hal tersebut tidak mengurangi antusias kami untuk istirahat sejenak di bawah pohon kelapa.
Tempat ini menjadi lokasi rekaman video jurus pencak silat PPS SMI Aliran Harimau Babussalam Gunungsitoli. Perpaduan pohon-pohonan, suara angin, gemuruh gelombang laut, muara sungai, dan lokasi yang asri menjadi tempat ini sempurna untuk rekaman. Selain itu bisa dijadikan lokasi spot foto para pemburu seni cahaya.
Sayangnya, tempat ini sampai saat ini belum ada papan nama dan info. Untuk nama pantai saja tidak se-familiar Pantai Berbisik. Hanya warga desa dan beberapa orang saja yang paham. Tidak adanya fasilitas pendukung dan kurangnya media publikasi menjadi alasan salah satu tempat ini tidak banyak dikenal.
Jepretan kamera hasil rekaman seni pencak silat di pantai tersebut |
Tempat ini tidak ada nose-nose (lapak, Bahasa Nias) sehingga pengunjung yang datang perlu membawa makanan dari luar. Selain itu tidak ada fasilitas kamar mandi dan ganti pakaian. Biasanya para pengunjung disini rata-rata memiliki keluarga atau kenalan di Desa Sifahandro. Jadi untuk urusan tersebut mereka akan lakukan di rumah warga.
Melihat pantai ini merupakan milik warga, bisa dilihat potensi ekonomi dikelolanya tempat ini. Namun perlu perlu pembenahan fasilitas fital seperti jalan raya. Jalan rusak membuat sebagian warga di pulau Nias jarang menggunakan jalur ini menuju Lahewa sekitarnya atau sebaliknya. Selain itu jalur ini merupakan bukan jalur utama menuju Gunungsitoli - Lahewa.
Makan bersama di salah satu rumah warga Desa Sifahandro |
Hadirnya stakeholder menjadi faktor penting geliat ekonomi, terutama pengelolaan untuk lebih baik lagi. Jalan raya yang bagus membuat masyarakat di Gunungsitoli dan sekitar akan berpikir untuk menikmati suasana libur di tempat yang berbeda. Perlahan pengunjung akan datang menikmati Pantai Zinali. Penambahan fasilitas akan membuat lokasi Pantai Zinali semakin ramai dikunjungi.
Media publikasi mendukung tempat ini semakin terkenal dan ditahu banyak orang. Pengunjung bisa dimulai dari desa tetangga, seluruh Nias, hingga Nasional. Bukan tidak mungkin akan dikunjungi wisatawan mancanegara. Melihat tren millenial saat ini berlomba menikmati tempat pariwisata setiap akhir pekan membuka peluang tempat ini berpotensi untuk ramai dikunjungi.
Baca juga:
Menikmati Suasana di Puncak Soliga Gunungsitoli Pulau Nias
Abrasi Pantai di Gunungsitoli: Di Lain Sisi
Baca juga:
Menikmati Suasana di Puncak Soliga Gunungsitoli Pulau Nias
Abrasi Pantai di Gunungsitoli: Di Lain Sisi
Comments
Post a Comment